Nur Khofifah

Ruang Imajiner Karya...

Selengkapnya
Navigasi Web
Kuliner Wisata Adat dan Tradisi Mangir Pringgondani
INCIP KULINER WISATA TRADISI

Kuliner Wisata Adat dan Tradisi Mangir Pringgondani

Banyuwangi memiliki ragam adat dan tradisi yang menarik hati. Setiap desa di Banyuwangi memiliki ciri keunikan tersendiri yang pantas untuk disajikan dan dinikmati. Tidak ketinggalan dengan Mangir, sebuah desa seni yang berada di kecamatan Rogojampi, yang letaknya kurang lebih 23 kilo meter dari arah kota Banyuwangi.

Seni menjadi ruh alur langkah kehidupan masyarakat desa Mangir. Nilai seni sudah menjadi denyut nadi yang menggerakkan setiap sisi kehidupan masyarakatnya. Jajanan Rondo termasuk salah satunya, sebuah kegiatan pasar kuliner yang diprakarsai para pemuda desa ini yang tergabung dalam komunitas HPPS (Himpunan Pemuda Peduli Desa Mangir).

Jajanan Rondo yang digagas komunitas HPPS itu bukan sekedar pasar kuliner yang lagi marak di gelar diberbagai tempat di Banyuwangi. "Jajanan Rondo ini mengandung arti jajanan yang membuat rasa kangen masyarakat Banyuwangi di manapun berada, RONDO berarti Riko nong Endi Bain Dadio Wong Using" demikian diungkapkan salah satu budayawan Banyuwangi Hasan Basri, ketika ditanya tentang apa itu Jajanan Rondo. Sebagai warga asli desa ini Hasan Basri merasa mempunyai tanggung jawab sosial untuk menjaga dan melestarikan adat tradisi daerahnya untuk dipetik sebagai satu pembelajaran yaitu warisan budaya yang berbudi luhur.

Pasar kuliner ini dilaksanakan sebulan dua kali setiap malam Kamis. Rabu (22/1) kembali digelar Jajanan Rondo, yang kali ini lebih banyak melibatkan berbagai unsur penggerak masyarakat, diantaranya PKK juga ambil bagian untuk menyemarakkan terlibat dalam berbagai program kegitan. "Kita juga akan memberikan suguhan untuk penyelenggaraan yang akan datang" ungkap sekretaris PKK kepada pewarta dalam Rembug Bincang semalam.

Masyarakat tampak antusias menyambutnya. Mulai sore sudah tampak kesibukan warga menata tempat perhelatan acara. Kesibukan panitia tidak pernah berhenti, mulai menyiapkan tampilan seni sampai penataan perhelatan. Kesibukan itu sangat terasa mulai penataan tata tempat panggung yang dijadikan tempat pertunjukan seni, sampai ibu-ibu yang berseragam kain tradisonal kebaya hitam dipadu sarung batik gajah Uling tampak sibuk menata tempat penyajian jajanan, juga anak-anak kecil yang tak kalah serunya berlarian dengan derai canda tawa menambah keramaian suasana.

Istimewa memang kegiatan pasar kuliner desa Mangir ini. Bukan hanya menawarkan berbagai macam masakan yang menjadi kuliner khas banyuwangi, tetapi sajian musik tradisi menjadi penyemarak yang menyegarkan suasana dan itu menjadi daya pikat tersendiri. Setiap penyelenggaraan selalu ada yang lain, seperti kali ini hadirnya sinden kawakan Banyuwangi menyedot perhatian pengunjung. Gandrung Supinah demikian warga lebih mengenalnya, memang memiliki suara emas dan sudah menjadi ikon sinden Banyuwangi, turut merasa senang bisa hadir dan bisa menyapa masyarakat yang dahulu pernah menjadi tetangganya ketika bertempat tinggal di desa ini, hal itu diungkapkan di sela-sela ia menembangkan gending-gending asli Banyuwangi.

Apapun itu lagunya jangan lupa gending tradisi masyarakatnya, apapun itu masakannya jangan lupa kuliner asli mbah buyutnya, dan apapun itu kegiatannya yang jelas tetap satu tujuan untuk pengembangan budaya luhur bangsa.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Pingin ke sana rasanya

23 Jan
Balas

ayo sayy aku tunggu

23 Jan
Balas



search

New Post